Seindah Langkah TOJ TRP
"Menulis adalah tentang membuat hidup kita lebih hidup.Menulis adalah tentang bagaimana membangunkan semua potensi dalam diri secara maksimal "
- Akbar Jainudin (Penulis, Motivator sukses) -
Beberapa buku Karya Pa Akbar
Materi belajar menulis buku dari pa Akbar ini sangat detail, jelas dan mengasyikkan serta kata -kata motivasi nya sangat kuat , karena menyampaikan betapa diri kita harus dipaksa untuk bisa bangkit memulai, berlatih, mencari thema, menentukan thema, membuat outline, membuat jadwal, lalu konsisten dengan jadwal yang sudah dibuat untuk dikerjakan sampai selesai berhasil menjadi karya yang diterbitkan.
Materi belajar menulis buku dari pa Akbar ini sangat detail, jelas dan mengasyikkan serta kata -kata motivasi nya sangat kuat , karena menyampaikan betapa diri kita harus dipaksa untuk bisa bangkit memulai, berlatih, mencari thema, menentukan thema, membuat outline, membuat jadwal, lalu konsisten dengan jadwal yang sudah dibuat untuk dikerjakan sampai selesai berhasil menjadi karya yang diterbitkan.
Motivasi yang kuat dari pa Abar yang dapat diteladani adalah bagaimana beliau merencanakan dapat menulis buku 100 judul seperti penulis idolanya yaitu Penulis Buya Hamka,,,karena rencana pa Akbar ini menulis buku 100 judul itu bertanda beliau masih menulis, berjuang untu membuat karya -karya baru lagi, dan ini adalah langkah -langkah indah.
Hambatan -hambatan yang paling besar menurut beliau adalah hambatan yang berasal dari dalam diri sendiri yaitu rasa malas dan jenuh namun karena konsep langkah-langkah menulisnya TOJTRP maka semua rasa malas itu hilang dan kembali kepada solusi untuk memperhatikan keluarga, serta rasa semangatnya timbul kembali dari ada saja apresiasi pembaca buku Uktub.
TOJTRP itu apa ?Langkah -Langkah menulis buku yang berurutan tak boleh loncat-loncat :
1. T (tema), 2.O (outline), 3.J (jadwal, 4.T (tuliskan), 5,R (revisi ) dan 6.P (penerbit )
Langkah pertama adalah T. Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi.
Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya.
Kalau buku nya pa Akbar kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Asma Nadia, Novel. Ahmad Fuadi, Novel te”ntang pesantren dan kerja keras. Dan sebagainya.
Bolehkah satu orang menulis berbagai tema buku? Menurut beliau , karena ini terkait dengan “branding”, berusahalah untuk fokus menulis satu tema tertentu, agar kita dikenal ahli dalam tema tersebut. Kalau temanya berubah-ubah, nanti orang bingung, kita ini sebenarnya ahli dalam bidang apa?
Langkah kedua adalah O. Buatlah OUTLINE atau DAFTAR ISI.
Gunanya outline:
1. Agar tulisan kita terarah.
2. Bisa buat jadwal dan target.
3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
4. Agar bukunya selesai.
Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa selesai. Inilah salah satu hal penting yang sering diabaikan orang. Merasa sudah tahu apa yang ditulis, akhirnya tidak ada outline dan langsung menulis. Akibatnya, tulisannya tidak terarah, “melenceng” dan “lari” ke mana-mana, tidak tahu jalan akhirnya.
Bukunya akan selesai? Tentu tidak. Banyak ide itu bagus, tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang difokuskan. Cara memfokuskan ide adalah dengan membuat outline.
Cara Mengembangkan Daftar Isi (outline)
UNTUK BUKU NON FIKSI Gunakan prinsip dasar 2W dan 1H.
WHAT terkait pengertian, definisi, pembagian, jenis-jenis, dan sebagainya.
WHY adalah tentang alasan (mengapa) buku ini ditulis, tujuannya apa dan manaatnya apa.
HOW berbicara tentang bagaimana, tips and trick, strategi, langkah-langkah, dan sebagainya.
CONTOH. Tema: Santri dan Menulis
WHAT
1. Santri dan keterampilan menulis.
2. Keterampilan apa saja yang dibutuhkan agar bisa menulis.
3. Para ulama dan karya mereka dari masa lampau.
4. dan seterusnya.
WHY?
1. Mengapa Santri Harus Menulis?
2. Tujuan Menulis.
3. Tantangan Mengapa Santri Harus Bisa Menulis.
4. dan seterusnya.
HOW?
1. Bagaimana cara menulis?
2. Bagaimana membangun disiplin menulis?
3. Tips and Tricks Menjadi Penulis.
4. dan seterusnya.
MEMBUAT OUTLINE UNTUK BUKU FIKSI?
Pertama: WHO? Siapa saja tokoh-tokohnya.
Tentukan tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari cerita.
Misalnya, ayah, ibu, teman, guru, dan sebagainya.
Kedua: Karakter.
Gambarkan profil setiap tokoh dengan sifatnya masing-masing.
Ketiga: Plot atau Alur Cerita.
Gambarkan alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan ceritanya seperti apa. Di mana akan membangun cerita emosionalnya, di mana sedihnya, di mana senangnya.
Ending cerita seperti apa, apakah happy ending, sad ending, dan sebagainya.
CONTOH OUTLINE
Saya ingin memberi contoh buku saya: "Man Jadda Wajada".
Buku ini adalah buku dengan tema motivasi umum, motivasi hidup.
Saya kembali ke konsep dasar 2 W dan 1H.
Biasanya saya mulai dengan WHY. Kalau terkait motivasi, penjabaran tentang WHY bisa digambarkan sebagai berikut:
1. Mengapa motivasi itu penting dalam hidup.
2. Motivasi apa yang membuat orang tergerak untuk berubah.
3. Apa tujuan hidup seseorang?
4. Mengapa orang harus berubah?
5. Darimana perubahan itu bisa dimulai?
6. Apa saja yang harus diubah?
Setelah WHY, hal kedua yang terpikir adalah WHAT.
Hal-hal yang terpikir dalam kategori WHAT adalah:
1. Apa itu sukses?
2. Langkah-langkah apa saja yang harus dijalani agar kita bisa sukses?
3. Potensi diri, kelebihan dan kekurangan.
4. Memahami bahwa sukses itu bisa kita dapatkan.
Setelah WHY, hal ketiga yang saya coba jabarkan adalah HOW. Ini tentang bagaimana, strategi, langkah-langkah, tips & Trick, dan juga action.
Penjabarannya:
1. Bagaimana bermimpi besar.
2. Bagaimana membuat rencana (action plan).
3. Bagaimana berani memulai.
4. Menjadi kreatif.
5. Membangun momentum berubah.
6. Kapan harus memulai?
MASIH TENTANG OUTLINE
Daftar Isinya buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren". Target buku ini adalah para santri, umur SMP dan SMA.
Karena itu, buku ini harus sederhana, ringan, bisa dibaca oleh pembaca dalam rentang umur tersebut, dan tetap bobot isinya tinggi.
di uraikan dengan WHAT, WHY, dan HOW.
1. Apa itu sukses.
2. Apakah bisa anak pesantren itu sukses?
3. Kisah-kisah sukses alumni pesantren.
4. Sukses itu apa menurut pesantren?
5. Bagaimana caranya agar kita sukses?
6. Apa yang harus kita lakukan mulai dari sekarang?
Dari poin-poin itu saya jabarkan lebih detail lagi menjadi daftar isi yang cukup lengkap. Daftar isi ini lalu saya tuliskan satu per satu, maka jadilah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren".
CONTOH OUTLINE BUKU UKTUB
Judul bukunya "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari".
Buku ini merupakan rangkuman best practices Akbar Zainudin sebagai penulis sekaligus motivator andal yang ingin ditularkan kepada Anda.
Rahasia Akbar Zainudin menjadi penulis sukses terangkum lengkap dalam buku ini. Semua pertanyaan dan keingintahuan tentang dunia penulisan, perbukuan, dan penerbitan dijawab secara lengkap dan jelas di buku ini. Jika Anda serius mempraktikkan isi buku ini, dijamin Anda akan menjadi penulis sukses hanya dalam 180 hari!
"Judul buku ini sangat tepat karena semangat Iqra’! (Bacalah!) sebaiknya diikuti dengan Uktub! (Tulislah!). Bacalah buku senior saya di Gontor ini, untuk belajar kiat-kiat menulis, dari proses menangkap ide sampai menerbitkan buku yang bagus dan laris"
Apresiasi para Penulis Senior yang sangat hebat mengenai buku, " UKTUB"
—Ahmad Fuadi, Penulis Novel Best Seller Negeri 5 Menara
"Para penulis adalah orang-orang terpilih yang memiliki visi jauh melampaui zamannya. Jika Anda ingin menjadi orang seperti itu, bacalah buku ini!"
Ahmad Gaus, Dosen Bahasa dan Budaya Swiss German University
"Andai dari dulu buku ini sudah ada, mungkin perjalanan saya menjadi penulis bisa lebih mudah. Uktub! Menulislah sekarang juga!"
Ollie, CMO & Co-Founder NulisBuku.com
"Cukuplah bagi seseorang membaca buku ini untuk mewujudkan keinginannya menjadi penulis buku atau memiliki penerbit buku".
M. Abdul Ghoffar, Pemilik Penerbit Al-Mahira
"Melalui bukunya ini, Akbar Zainudin menunjuk-kan bukti betapa menulis adalah pekerjaan yang mudah dan menyenangkan"
Nashrulloh ZM Zarkasyi, Guru Bahasa Indonesia di Pondok Modern Gontor
Didalam buku UKTUB ini ada beberapa bagian point besar:
1. Sikap Mental
2. Motif Menulis
3. Mencari Ide
4. Apa yang Ditulis
5. Bagaimana Menulis
6. Mengenal Pembaca
7. Mengenal Penerbit.
Dari poin-poin inilah saya kembangkan menjadi daftar isi.
Karena itulah, buku UKTUB ini lengkap sekali. Anda tinggal mengikuti satu demi satu langkah-langkah nya untuk menjadi penulis buku.
Langkah ketiga adalah J. Buatlah jadwal penulisan.
Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai.
Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.
CARA MEMBUAT JADWAL.
1. Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan
2. Isi Nomer
3. Isi Judul Artikel
4. Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis
5. Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini.
6. Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.
Langkah keempat adalah T. Tuliskan.
Tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak.
Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.
Langkah kelima adalah R, REVISI.
Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna.
Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku.
Tahap kedua, baru revisi. Apa saja yang direvisi?
1. Data dan informasi yang kurang.
2. Tata Bahasa
3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.
Langkah keenam adalah kirim ke penerbit.
Apa yang menadi pertimbangan penerbit?Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.
Apakah pembaca butuh buku kita?
Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh?
Buku kita menjawab kebutuhan apa?Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar.
Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.
Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis.
Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis?
Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.
Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku? Harus punya jawabannya. Misalnya iklan di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, Dan Sebagainya.
Apakah perlu membayar kepada penerbit? Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.
Bagaimana cara mengirim naskah?1. Naskah harus sudah jadi. 2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash DiskBerapa lama?Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.
Kiat-kiat agar dapat mematuhi jadwal
1. Memaksakan diri mematuhi jadwal . Terkadang sukses itu memang harus dipaksa. Kalau kita tidak pernah memaksa diri kita, rasanya sulit kita akan berhasil.
Menulis itu sebenarnya terdiri dari dua sisi; MENTAL dan KETERAMPILAN. Antara MAU dengan MAMPU. Pengalaman saya berinteraksi dengan banyak penulis, masalah MENTAL ini jauh lebih penting. Kalau orang MAU berjuang, akan lebih cepat tulisannya selesai walaupun secara kemampuan biasa-biasa saja. Sebaliknya, kalau sudah tidak mau atau malas-malasan, walaupun sebenarnya kualitas tulisannya baik, akan sulit untuk cepat selesai.
sekali lagi PAKSA DIRI untuk SUKSES.
2. Ada target di depan ada motivasi besar ada keinginan kuat mengapa buku harus selesai.
Bisa buat angka kredit, bisa buat branding personal, dan sebagainya. Kalau keinginan kuat, maka akan lebih mudah memaksa diri.
3. buatlah waktu khusus untuk menulis SETIAP HARI. Misalnya pagi, siang, atau malam. Cukup 15-30 menit. SETIAP HARI. Misalnya sebelum subuh, setelah subuh, sore hari sebelum pulang, atau malam hari sebelum tidur.
Kalau sudah dijadwalkan menulis setiap hari, maka kita akan otomatis DIPAKSA menulis. InsyaAllah jadwal akan bisa kita penuhi.
cara mengembangkan sebuah kalimat menjadi paragraf?
Contoh :
1. Pikirkanlah sebuah kata, apa saja. Misalnya: zaman.
2. Dari kata tersebut, buatlah sebuah kalimat. Misalnya: Zaman sekarang ini saatnya para guru berubah.
3. Jadilah sebuah kalimat. Sekarang pikirkan kata berikutnya, misalnya: Mengapa.
4. Buatlah menjadi kalimat berikutnya. Contoh: Mengapa harus berubah, karena zaman juga berubah.
5. Begitu seterusnya sampai satu paragraf selesai. Satu paragraf selesai, disambung dengan paragraf berikutnya. Pada awalnya, memang tidak langsung berjalan cepat. Lama kelamaan, nanti kita akan terbiasa seperti itu.
Kualitas menulis kita akan terus bertambah jika kita mendisiplinkan diri untuk menulis. Yang penting itu bukan hanya tahu cara menulis, tetapi praktiknya.
PRAKTIK. PRAKTIK. PRAKTIK. Itulah kuncinya. Kalimat dan paragraf yang baik dan enak dibaca adalah masalah jam terbang. Jam terbang itu artinya banyak berlatih.
Gaya Menulis
Gaya menulis untuk audiens atau pembaca. Kalau pembaca kita remaja, maka gaya penulisan kita dari awal hingga akhir untuk remaja. Kalau pembaca kita orang tua, maka gaya penulisan kita juga untuk orang tua. Tentukan siapa pembaca kita, dan konsisten menulis dengan gaya mereka.
Karena menulis itu bagi saya seperti sedang "ngobrol" dengan pembaca. Mengobrol-lah sesuai dengan bahasa mereka.
Perbedaan Fiksi dan Non Fiksi
. Setiap orang biasanya memiliki kecenderungan tertentu, apakah menulis buku fiksi atau nonfiksi. Menulis itu memang tentang kenyamanan. Kalau terbiasa menulis fiksi, butuh sedikit adaptasi. Bisakah? Pasti bisa.
Kalau buku nonfiksi lebih mudah untuk dibuatkan kerangkanya. Kerangka bisa dibuat dengan prinsip WHY, WHAT dan HOW
Kalau buku nonfiksi, kita bercerita tentang apa masalahnya, mengapa terjadi, dan bagaimana cara penyelesaiannya. Biasanya bersifat langsung. Kalau buku fiksi kan kita berbicara penyelesaian masalah melalui cerita, kalau nonfiksi kita langsung mengungkapkan pemecahan masalahnya secara langsung.
Isi Buku
Buku itu ada yang memuat satu pemikiran lengkap ada juga yang memuat bunga rampai pemikiran dari berbagai aspek. Kalau memuat satu pemikiran lengkap, judul-judul dalam sebuah buku harus saling berhubungan dan membangun satu pemikiran lengkap. Kalau berbentuk bunga rampai, tulisan bisa tentang apa saja.ditulis bersama-sama oleh beberapa orang.
Pa Akbar lebih sering menulis satu pemikiran lengkap dalam satu buku. Karena dibuat dulu outline atau daftar isinya secara lengkap agar saling berhubungan. Baru menulis berdasarkan daftar isi yang sudah sdi buat.
Jadi beliau menulis setiap hari bukan tulisan acak, tetapi tulisan yang memang sudah buatkan daftar isinya untuk menjadi buku.
Memastikan outline baik atau tidaknya
a. Diskusikan dengan rekan-rekan, berikan mereka gambaran outlinenya, dan minta pendapat mereka.
b. Diskusikan dengan calon pembaca kalau kita mau menulis satu buku dengan tema dan kerangka seperti ini apakah mereka mau membaca dan yang lebih penting mau membeli atau tidak.
c. Coba lihat beberapa buku sejenis. Bagaimana para penulis itu membuat outline.
d. Ada draft awal outline. Setelah itu kita lihat lagi apakah sudah kita rasa baik atau belum.
e. diskusikan dengan beberapa teman kita, kalau menulis seperti ini bagaimana. Apa yang perlu ditambahkan.
f. ada cek dan ricek dari kita sendiri, dan akan baik sekali kalau ada juga hasil review dan tambahan dari rekan-rekan.
Bagaimana menjaga ritme menulis supaya bisa tetap konsisten selesai tepat waktu.
RITME menulis itu dijaga dengan beberapa hal:
1. Target; kapan buku kita selesai.
2. Jadwal: berapa lama setiap tulisan akan selesai.
3. Jadwal menulis harian. Setiap hari, kapan jadwal menulis kita lakukan.
Kita punya waktu satu minggu. Kalau kita bisa menyiapkan jadwal 1 jam untuk menulis setiap hari, maka itu sudah waktu yang cukup untuk kita bisa menulis banyak hal.
Misalnya
Senin: Laporan
Selasa: Laporan
Rabu: Artikel Lepas
Kamis: Artikel Lepas
Jum'at: Artikel Buku
Sabtu: Artikel Buku
Kalau laporan bisa juga diselesaikan pada saat jam kerja. Maka dalam satu minggu kita punya 3 hari untuk menulis artikel lepas dan 4 hari untuk menulis artikel buku.
Ini masalah kemauan. Menulis itu memang butuh perjuangan dan kerja keras. Kalau sudah terbiasa seperti itu, Insya Allah akan jauh lebih mudah kita mengatur waktunya.
Motivasi, hambatan dan solusi dan kata Bijak Pa Akbar
1. Motivasi ingin minimal seperti HAMKA; bisa menulis 100 buku dalam hidup beliau. Masih panjang perjuangan nya , baru 13 buku yang beliau tulis. beliau tahu masih panjang perjuangan nya, maka tidak punya waktu untuk bermalas-malasan.
2. Hambatan terbesar seorang penulis itu bukan dari orang lain, melainkan dari diri sendiri. Melawan rasa malas, melawan rasa "tidak pede", melawan kekhawatiran, melawan "menunda menulis".
Yang menyebabkan buku kita tidak selesai biasanya bukan karena orang lain, tetapi karena diri sendiri.
Seandainya saja kita mau berjuang lebih keras, sebenarnya buku kita sebenarnya sudah terbit, terbit jauh lebih banyak dibandingkan sekarang.
3. Solusinya? Lihatlah anak-anak. Buku itu menghidupi kuliah mereka, menafkahi mereka sehari-hari. Senang sekali kalau mendapatkan email atau WA dari pembaca; "Terima kasih mas Akbar, habis membaca buku mas Akbar, beliau langsung tergerak untuk berubah", "Seakan-akan beliau tertampar karena selama ini terlalu banyak mengeluhkan diri sendiri", "beliau tergerak untuk langsung membuat outline dan memaksa diri untuk menulis buku setelah membaca UKTUB karya mas Akbar".
Dunia ini yang lebih menyenangkan dibandingkan memberi manfaat buat orang banyak? Salah satu hal yang paling membahagiakan kita sebagai penulis adalah saat pembaca merasakan manfaat dari buku yang kita tuliskan.
Jadi, terus menulis agar kita lebih banyak bermanfaat.
Membuat judul yang Menarik
1. Kalimatnya pendek, jangan terlalu panjang.
2. Cari kata yang paling menunjukkan emosi dengan pembaca.
3. Semakin provokatif, semakin baik karena membuat pembaca penasaran dan ingin membaca tulisan kita.
Misalnya, kita mau membuat judul tentang malas.Judul 1: Agar Kita Tidak Malas judul lebih pro "Malasmu Menghancurkanmu",
Kata -Kata Bijak Terpavorit dari Pa Akbar
Dimulai dari malam ini. Niatkan dan bangun komitmen bahwa kita akan memulai menulis. Agar diri kita lebih bermanfaat bagi diri kita, keluarga, anak didik, dan masyarakat secara luas.
Tantangan terbesar itu dari diri kita sendiri. Semakin kita bisa mengalahkan diri kita, semakin cepat kita bisa menulis.
Hilangkan semua kekhawatiran karena biasanya ada dalam pikiran. Kalau kita sudah melangkah, semua ketakutan dan kekhawatiran itu akan hilang.
Semuanya sekarang kembali kepada diri kita. Apakah kita ingin membuat perubahan dalam hidup kita atau kita membiarkan waktu terus berjalan dan mengalahkan kita.
Saatnya kita tidak hanya membaca kesuksesan orang lain, saatnya menuliskan sejarah kesuksesan kita sendiri.
Komentar
Mudah-mudahan.
Oya, kata berhuruf kapital bagai perintah penuh ketegasan. SIAP LAKSANAKAN!