Kulwa Bel .Menulis bersama Mas Nurul


Resume Kulwa Belajar Menulis  Gelombang 15

Moderator : Wijaya Kusumah M.Pd



Sejak tahun 2009 bergabung dengan Group of Digital Kompas Gramedia untuk mengelola blog platform KOMPASIANA.com dan menjadi bagian dari tim redaksi KOMPAS.com. Aktif mengembangkan komunitas di berbagai daerah dengan beragam latar belakang dan memberikan pelatihan seputar content creation dan citizen journalism di berbagai universitas, instansi dan komunitas (netizen). PENDIDIKAN Sarjana Ilmu Sosial dan Politik (Hubungan Internasional) -- Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) KARIR  2009 – 2016 : Journalis (KOMPAS.com) | Moderator (Kompasiana)  2014 – 2016 : Content Product Superintendent  2017 – 2018 : Content & Product Assistant Manager  2018 – skrg : Chief Operating Officer (COO) PENCAPAIAN • Finalis Kompetisi Inovasi Group of Digital KG 2014 • Kompas Gramedia Best Employee 2015 
Job beliau sebagai chief operating officer atau singkatnya pengelola Kompasiana yang jadi tukang ngurus konten, komunitas, produk dan juga bisnis. Urusan Palugada deh di Kompasiana 
 
Kiat dan strategi Ngeblog di berbagai platform terutama di blog sosial Kompasiana. 


Dalam materi tersebut disinggung perihal “Powerful Content” yang mengarahkan kita agar memahami bagaimana agar konten atau tulisan yang kita buat memiliki kekuatan dari sisi isi dan dampaknya.

 Ada tujuh elemen dasar yang perlu kita ketahui dan terapkan agar memiliki konten yang powerful, yaitu:


1. Ide yang genuine (asli ide kita bukan orang lain)


2. Pembuka tulisan to the point (menggambarkan isi) dan tidak bertele-tele mengingat karakter pembaca online mudah dan cepat menutup atau kelur dari halaman blog kita ketika dalam tulisan tersebut tidak jelas atau terlalu berpanjang kata tanpa menjelaskan atau mengemukakan inti dari isi tulisan kita. 


3. Judul yang menarik terutama jika menulis di situs blog karena judul menjadi “jualan” konten yang ada di situs web. 


4. Adanya kebaruan (novelty). Bisa dari pengalaman atau persitiwa yang jarang diungkap oleh orang/media lain atau bahkan belum sama sekali ada yang membahasnya. 

5. Tunjukkan pengalaman kita. Tiap orang memiliki pengalaman yang tidak dimiliki oleh orang lain dan ini menjadi core value apa yang akan kita bagikan. 


6. Jangan lupa sisiplan gambar atau minimal ilustrasi. Kalau sebuah peristiwa sematkan foto peristiwanya sebagai elemen tambahan dari suatu informasi


7. Jika ada, berikan solusi atas segala isu yang dibahas agar memiliki dampak positif ke pembaca kita.

Selanjutnya, yang tidak kalah penting ketika kita menulis di blog terlebih di platform blog, kita harus benar-benar paham siapa target pembaca kita. Bisa dimulai dari kita sendiri sebenarnya dengan: tentukan dahulu siapa pembaca kita, kebutuhan, keinginan dan kebiasaan mereka. Dari situ kita bisa lebih fokus dan tulisan kita sesuai sasaran.

Sekaligus kita harus benar-benar masuk ke dalam dan ikut berinteraksi dengan audiens atau pembaca kita bisa dengan cara yang responsif ketika ada komentar dan feedback atau bisa bergabung dan berinteraksi melalui komunitas-komunitas

Nah, jika bicara hal kebaruan yang disebutkan pada elemen keempat terkait powerful konten tadi, ada dua hal yang bisa dijadikan alat untuk mendapatkannya. 

Pertama, intuisi dan yang kedua adalah kreativitas. 

Intuisi sendiri sebenarnya modal kuat bagi kreator konten bahkan bagi wartawan, intuisi adalah hal penting karena memiliki manfaat agar tulisan atau berita yang dibuat lebih atraktif dan komprehensif serta memiliki nilai kebaruan yang kuat. 

Semua orang sejatinya memiliki intuisi sejak lahir. Namun, banyak yang tidak menyadari atau bahkan bisa jadi tumpul karena tidak pernah dipertaham. Nah, bagaimana caranya menyadari intuisi dan mempertajamnya :

1. Memperbanyak pengalaman dalam segala hal di segala bidang

2. Banyak membaca dan mengkonsumsi pengetahuan baru agar kaya referensi

3. Konsistensi dalam membuat konten atau tulisan

4. Interaktif di lingkungan sosial


 Di samping intusisi yang akan memperkaya ide kepenulisan, ada satu hal lain yang dapat dijadikan modal dalam menulis atau membuat konten yaitu menghibur. 

Seperti halnya peran jurnalisme, selain menginformasikan hal penting kepada khalayak, para jurnalis atau media juga diharapkan bisa menghibur. 

Tidak harus dengan objek-objek dunia hiburan atau infotainment, tapi dengan penggunaan diksi atau kemasan konten yang atraktif.

Data. Tiap tulisan jika disertai dengan sajian data akan lebih valuable karena dapat menunjukkan keakuratan dan keabsahan dari sebuah konten. 

Sekadar berbagi cerita. Di Kompas Gramedia saat ini, orang-orang yang memiliki kemampuan menghimpun dan mengolah data adalah orang-orang “mahal” dari sisi gaji dan perannya dalam perusahaan.

Begitu pun dengan sebuah tulisan. Jika disertai sajian data yang faktual akan sangat kuat dan berdampak serta mudah dicerna pesannya, meski tergantung bagaimana bentuk penyajiannya. Tapi, ndak perlu kesulitan di saat sekarang ini karena banyak tools atau perangkat yang memudahkan kita untuk menemukan dan mengolah data terutama soal bagaimana bentuk sajiannya. Misalnya saja dalam bentuk infografis. Selain simple, sajian data dalam bentuk infografis mudah dicerna apalagi disertai dengan ikon atau gambar yang menarik dan relevan. Saat ini banyak aplikasi di smartphone yang bisa dimanfaatkan. Bahkan, kita bisa bikin data infografis sambil selonjoran.  Nah, lantas bagaimana jika kita ngeblog di Kompasiana? Berikut saya sertakan kiat atau guidelinenya dalam bentuk infografis.

geblog di kopasiana  kiat atau guidelinenya dalam bentuk infografis.


 Di samping intusisi yang akan memperkaya ide kepenulisan, ada satu hal lain yang dapat dijadikan modal dalam menulis atau membuat konten yaitu menghibur. 

Seperti halnya peran jurnalisme, selain menginformasikan hal penting kepada khalayak, para jurnalis atau media juga diharapkan bisa menghibur. 

Tidak harus dengan objek-objek dunia hiburan atau infotainment, tapi dengan penggunaan diksi atau kemasan konten yang atraktif plus  data. Tiap tulisan jika disertai dengan sajian data akan lebih valuable karena dapat menunjukkan keakuratan dan keabsahan dari sebuah konten. 

Sekadar berbagi cerita. Di Kompas Gramedia saat ini, orang-orang yang memiliki kemampuan menghimpun dan mengolah data adalah orang-orang “mahal” dari sisi gaji dan perannya dalam perusahaan.

Begitu pun dengan sebuah tulisan. Jika disertai sajian data yang faktual akan sangat kuat dan berdampak serta mudah dicerna pesannya, meski tergantung bagaimana bentuk penyajiannya. 

Tapi, ndak perlu kesulitan di saat sekarang ini karena banyak tools atau perangkat yang memudahkan kita untuk menemukan dan mengolah data terutama soal bagaimana bentuk sajiannya. 

Misalnya saja dalam bentuk infografis. Selain simple, sajian data dalam bentuk infografis mudah dicerna apalagi disertai dengan ikon atau gambar yang menarik dan relevan. 

Saat ini banyak aplikasi di smartphone yang bisa dimanfaatkan. Bahkan, kita bisa bikin data infografis sambil selonjoran., lantas bagaimana jika kita ngeblog di Kompasiana? 

Beliau bertutur kiat atau guidelinenya dalam bentuk infografis.

menarik. Sejak 3bulan lalu Kompasiana coba merangsang pelajar/mahasiswa untuk mulai ngblog di Kompasiana. Hasilnya pun luar biasa, dalam sebulan bisa mencapai lebih dari 3.000 artikel yanh ditulis pelajar/mahasiswa. 

Nah, selanjutnya action plan kami adalah merangkul para tenaga pengajar guru/dosen untuk berinteraksi di Kompasiana. 

Nantinya akan ada berbagai rangkaian kegiatan mulai dari lomba sampai sharing session. Doakan saja pada akhir tahun ini bisa segera terealisasikan. 

Beliaujuga secara khusus mengajak para guru untuk aktiv mengajak anak didiknya menulis di Kompasiana. Bisa mulai dari menulis tugas sekolah sampai kepada ajang aktualisasi siswa
mengalami stop ide..seolah olab otak tidak mau mengeluarkan ide dan sama sekali tidak ada semangat menulisBagaimana menimbulkan semangat menulis ditengah kondisi yg diselimuti oleh kecemasan dan kegalauan. Kalau boleh berpendapat itu akibat stres. Sekarang ini banyak sekali yang mengalami seperti itu  beliau pun pernah ketika awal2 WFH. Sangat tidak nyaman krn minim interaksi lgsg dengan rekan kerja. Tp pelan-pelan mulai semangat kembali dan sudah terbiasa karena  kelola stresnya dengan memaksimalkan hobi atau sesuatu hal yang bisa bikin kita happy. 

Misal, sejak WFH jadi rajin bercocok tanam, merawat burung 😊 dan bersepeda. 

Jadi, kalau pertanyaannya bagaimana caranya mengembalikan semangat dan ide dalam menulis yang stagnan. 

Jawabannya bikin pikiran happy dulu dengan melalukan hal2 yang kita sukai. Perlahan akan kembali memiliki semangat dan pastinya ide akan mulai bergulir.
Kalau terkait core value yang disebutkan sebelumnya adalah bahwa pengalaman kita adalah nilai utama dalam segala sesuatu yang kita bagian dalam tulisan. Karena, pengalaman tiap individu pasti berbeda. 

Jika hal tersebut dibagikan kepada audiens akan memiliki dampak/manfaat yang baik—tentunya pengalaman yang baik pula—karena memiliki nilai kebaruan (novelty). Apakah bila menulis di kompasiana data kita terlindungi ?sebagai platform, kompasiana akan menjaga data pengguna bahkan untuk kebutuhan bisnis sekalipun. 

Apabila ada permintaan data pengguna, kompasiana mengarahkan pihak yang membutuhkan untuk mengontak langsung pengguna tsb melalui fitur pesan di Kompasiana.
 Intinya apabila ada pihak yang meminta data pengguna, si pemilik akun harus mengetahui
 Apakah menulis di kompasiana.com bisa daPat tambahan penghasilan buat Program di bawah ini harusnya bisa menjawab kebutuhan tersebut:

 Saat ini, sejak 2018, Kompasiana bisa menayangkan 600-700 artikel per harinya yang berasal dari kompasianer. 

Ini luar biasa banyak, bahkan bulan lalu rata-rata perharinya itu sekitar 1.000 artikel/hari. 

Dengan banyaknya artikel yang tayang tentunya kita harus pandai-pandai membuat konten dan strategi apa saja yanh diperlukan agar artikel kita menarik dan dibaca banyak orang. 

Setidaknya, kita harus menerapkan strategi yang jabarkan di atas adalah kuncinya.

 Kompasiana ada beberapa program yang memberikan peluang kepada Kompasianer dalam memonetasi kontennya. Misal ada loyalty program K-Rewards.

Ada juga affiliation program seperti: Narativ (Content Marketing Indluencer), Community Affiliation dll

Semuanya memberikan kompensasi/instentif yang didapat dari pihak sponsor di Kompasiana.

 Memang, sekitar dua bulan lalu Kompasiana meluncurkan program Kompasiana Premium yang merupakan alternatif atau pilihan bagi user atau visitor Kompasiana dalam mengakses Kompasiana tanpa adanya tampilan iklan dan akses lebih cepat serta tambahan fitur lainnya. 

Jadi, tidak ada klausul atau aturan yang mewajibkan user untuk membayar. Bisa kualat kompasiana kalau semua user-nya harus bayar 😅Ini namanya lebih kepada paid account  seperti Youtube Premium, Spotify dll. 

Semua orang tetap bisa berkompasiana. Tapi, kalau tampilannya mau bersih dari iklan dan loadspeed yang cepat harus berlangganan. Lagipula uang yang didapat Kompasiana dari premium tersebut akan dikembalikan juga ke user atau kompasianer melalui loyalty program seperti k-rewards, lomba blog dll. Apakah menulis di kompasiana harus pakai ktp ?Scan identitas hanya untuk kebutuhan validasi akun dan itu sifatnya optional tidak ada paksaan. Jadi di Kompasiana itu ada tiga jenis akun:


1. Reguler: Akun yang tidak melengkapi data diri dan scan identitas

2. Validated (centang hijau): akun yang sudah tervalidasi dengan data dan scan identitas diri

3 Verified (centang biru): Akun yang memiliki konsistensi dalam mengangkat tema-tema tertentu serta tidak memiliki rejak jejak berkompasiana yang buruk atau biasa diberikan kepada tokoh publik. 

Bagaimana bisa mendepatkan bantuan penjelasan dari admin K, apa lewat pesan juga? kiat2nya agak dapat krewards: bisa dicek video ini https://youtu.be/tZlU3Du-nA


[Ada bbrp channel komunikasi dengan pengelola. Untuk hal umum bisa melalui email: kompasiana@kompasiana.com atau kirim pesan ke akun official kompasiana


(1) boleh banget selama tulisan sendiri bukan copypaste atau plagiasi tulisan orang lain. 


(2) Langsung tampil begitu kita menekan tombol “tayang”. Namun untuk muncul di laman depan (homepage) kompasiana ada masa tunggu atau cache sekitar 5-10 menit


Kategori lama maksudnya yang sudah lebih dari 3 tahun ngeblog di Kompasiana 

Jumlahnya masih banyak namun intensitas posting tdk semasif dahulu. Biasanya aktif dalam berkomentar dan memberikan rating. Saat ini banyak penulis2 muda bahkan jumlahnya mendominasi Bagaimana tips agar artikel di kompasiana dibaca sampai 50.000 lebih

Kalau secara teknis, kita harus tau apa yang sedang dibutuhkan oleh banyak orang atau disesuaikan dengan tren karena semua konten yang ditayangkan secara online atau terindeks di mesin pencari. 

Dari mesin pencari tersebutlah pembaca masuk ke tulisan kita. 

Di Kompasiana, contribution level trafiknya paling tinggi dari mesin pencari (google dan sejenisnya). 

Jadi, penggunaan judul yang relevan dan atraktif serta keyword yang sesuai bisa membantu agar orang mudah menemukan artikel kita melalui mesin pencari tsb.kenapa sekarang sering terdengar istilah-istilah content marketing, influencer marketing dll karena para kreator konten baik berupa text, foto dan video dituntut juga untuk memasarkan karyanya.menginformasikan kegiatan live streaming kompasiana besok. Ini sangat relevan dengan obrolan kita hari ini


Kesimpulan : Secara garis besar, menulis di blog platfrom seperti kompasiana atau blog pribadi selain harus memiliki kemauan dan ketekunan serta pemahaman akan teknis menulis, harus disertai juga dengan strategi agar apa yang kita tayangkan dibaca banyak orang dan memiliki dampak yang positif. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengisi doa bersama jelang PSAJ

LOVE 1

Berkah jujur