Resume mengelola keuangan 1

Peresune :Bu Sineng Dari Kabupaten Bandung

Narsum : Bp.Iwan Rudi Saktiawan 

Kulwag (kuliah whatapp grup)

Tanggal : 24 Oktober 2020 



💦💦💦 Mengenai Narasumber🔰🔰🔰

Bimtek Literasi Finansial

*Iwan Rudi Saktiawan, S.Si, M.Ag, CIRBD*

🌟Pendidikan🌟

▪️S2 Muamalah - Universitas Ibn Khaldun

▪️S1 Statistika IPB

▪️Ma'had Shalahuddin Bogor

▪️ Training MF CGAP-UNCDF Bangkok, Vietnam Field Study & MF BDS

 🔹 Training Asia-Pasifik save the children allience, etc

🌟Pengalaman🌟

💠 Trainer Manajemen Keuangan Keluarga 

💠 Bidang Keuangan Syariah sejak 1994 sampai dengan sekarang

💠 Direktur BPRS Botani

💠 Microfinance Spesialis PNPM Mandiri Perkotaan

💠 Livelihood DPM Handicap International 

💠 Assisten Manajer BRR NAD & Nias ( Koperasi & LKM ) 

💠 Microfinance Specialized save the children

💠 Manajer DPU Darut Tauhid Bandung

💠 Pengisi Acara Radio

💠 Penulis tetap & freelance di berbagai media massa

🌟Lainnya🌟

📚 Penulis Buku 

 📘 _Islamic Finansial Planning_ (Manajemen Keuangan Keluarga), 

📕Selaksa Cinta Bunda ( parenting )

Award

🔖Finalist Kompetisi " _Depok Innovation Week_ " 

🔖Kompetisi Fintech OJK 2017;Ashoka Internasional Fellowship

🔖World Bank Direct Market place Finalist

Moderator : Bp.Ahmad DZaki Fatahillah

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐


1. Point Materi Pekan 1

◼️ manajemen keuangan itu,memulainya dengan berbenah tentang pola fikir, pola rasa, pola tindak dan pola ucap lalu akan sampai pada ridlo mwngelola keuangan yang sesuai dengan Islam.


Pola pikir yang harus kita miliki sebagai orang Islam adalah ber basis tauhid.

Artinya dalam kehidupan sehari hari menerapkan ketauhidan ( hanya Alloh SWT satu satunya tempat bergantung segala urusan dan juga tentunya satu satu yang wajib diibadahi hanya Alloh SWT Robbul 'alamiin, tempat kembali segala urusan dZohir, bathin jiwa dan raga., Dan segalanya milik Alloh Segalanya kepunyaan Alloh, Alloh Penguasa segalanya Maha melihat, Maha mendengar ,Maha Kaya ,.Alloh Swt. Memiliki sifat sifat agung dan Asmaul Husna ..dst.)


Pola pikir tersebut , harus sampai juga pada istkhlaf .Apakah istikhlaf itu ? 

Salah satu ulama yang mempopulerkan istilah Istikhlaf, diantaranya adalah oleh Dr. Yusuf Qardhawi dalam Kitabnya "Norma dan Etika Ekonomi Islam". Secara definisi arti dari Istikhlaf adalah bahwa seluruh harta benda yang ada pada manusia, yang biasanya disebut milik kita, pada hakekatnya adalah hanya titipan dari Allah SWT.


Bila pola pikir sudah berbasis tauhid, pola rasa , tindak dan ucap akan mengikutinya InsyaaAlloh.


Mindset mengenai harta sebelum memanage keuangan 

Pertama : Harta adalah amanah dari Alloh SWT.

Mari berilustrasi.

Sebagai contoh misalnya Pak Dedi mendapatkan kepercayaan dari Ceu Lina untuk menggunakan lima buah mobil dan menyimpannya di garasi Pak Dedi. Pada suatu hari, Ceu Lina berkata kepada pak Dedi, agar 1 buah mobil dari lima mobil tersebut diserahkan kepada Pak Surya. Nah, apakah Pak Dedi seharusnya keberatan atau tidak ?...Tentu kita akan sepakat, bahwa jawabannya adalah "Tidak keberatan”.


Selain itu, bila selama mobil-mobil ceu Lina digunakan oleh Pak Dedi, Ceu Lina menerapkan beberapa aturan penggunaan mobil kepada Pak Dedi, apakah Pak Dedi seharusnya keberatan atau tidak?... Sama dengan jawaban sebelumnya, tentu saja Pak Dedi tidak harus keberatan. Hal ini karena mobil tersebut memang bukan milik Pak Dedi tetapi milik Ceu Lina.


Nah, demikian pula dengan harta kita. Karena harta tersebut hanya dititipan Allah SWT maka kita harus menggunakan harta tersebut sesuai dengan seluruh perintah dan larangan dari Allah SWT. Perintah dan larangan tersebut harus dilaksanakan dengan lapang dada tanpa adanya keberatan meski hanya sedikit. Mengapa ? ... Karena tokh perintah dan larangan tersebut semuanya berasal dari pemilik harta benda yang sah. Dengan cara pandang seperti itu, maka kita tidak merasa berat untuk berzakat ataupun berinfaq, karena, kenapa harus berat untuk menyisihkan barta / barang yang memang bukan milik kita ? Atau dengan kata lain, kenapa kita merasa keberatan bila pemilik barang meminta barang yang dititipkan kepada kita untuk diserahkan kepada orang lain ?


◼️Dalam konteks manajemen keuangan pribadi atau keluarga, maka dengan cara pandang istikhlaf tersebut, kita akan merencanakan dan mengelola asset kita sesuai ketentuan Allah SWT dengan lapang dada. Ketentuan dari Allah SWT dalam penggunaan harta menjadi acuan perencanaan keuangan, sehingga misalnya menjadikan zakat sebagai prioritas dan berangkat haji menjadi salah satu tujuan jangka panjang keuangan kita.


Kedua, harta yang ada pada kita merupakan amanah dari Alloh Swt juga plus tidak memiliki keterikatan penuh bagaikan tukang parkir yang dititipkan banyak mobil, kadang halaman luas penuh dengan kendaraan yag mewah adakalanya kosong karena dipergunakan oleh sang pemiliknya.


Lebih jelasnya dalam ilustrasi berikut ini. Mengenai tukang parkir mobil Ada suatu masa di mana tempat parkirnya banyak mobil. Namun pada saat seperti itu, tukang parkir tidak pernah sombong, karena ia menyadari bahwa mobil-mobil tersebut hanya titipan. Demikian pula ketika mobil tersebut tidak ada, ia tidak bersedih hati, karena ia menyadari bahwa mobil-mobil yang ada sekedar titipan yang bisa datang dan bisa juga pergi. Demikian juga sikap kita terhadap harta yang ada. Tidak sombong bila berlimpah karena hanya titipan dan numpang lewat, dan juga tidak bersedih ketika harus dikeluarkan untuk zakat ataupun hilang karena musibah, karena tokh apapun ceritanya, harta tersebut titipan yang kita terima, yang kita pegang namun suatu saat akan diminta kembali.

2. Pertanyaan ( Jika ada ) 

➖Apakah Islam mengajarkan mengenai tata buku ekonomi keluarga.? 

➖Apakah Islam mengajarkan Praktis nya pengelolaan keuangan mengenai hak karib kerabat, anak yatim itu dalam pembagian sedekah atau masuk pada kewajiban yang harus dibagi dari keuangan keluarga?.

➖ Siapa saja yang termasuk karib kerabat berdasarkan syariat Islam? 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengisi doa bersama jelang PSAJ

LOVE 1

Berkah jujur