Manfaat hobi membeli buku

Kebiasaan dari sejak kecil kira- kira mulai usia kelas 6 SD suka membaca  karena berawal sering  melihat  bapa pada masa pensiunan kerja dinasnya suka membaca buku menjelang dhuhur  dan mengaji Al Qur'an keras- keras pada setiap bada magrib .

Mungkin refleks dari contoh bapa sehingga sayapun sering dan suka  membaca .Pengalaman dan berkesan membaca buku itu mengasyikan, menenangkan, membuat lupa pada kesedihan jadi terhibur, teman  yang tidak protes kita sedang apa, seolah  buku dapat mengalihkan pikiran bisa jadi ada pikiran negatif berubah menjadi pikiran positif, sebelumnya  lemas setelah membaca buku terasa ada energi, karena memang buku yang dibaca buku -buku cerita,, buku -buku pelajaran sekolah dan kadang membaca majalah Bobo, Majalah Gadis dan lain lain.Usia .

Usia SMP Karena suka membaca saya sering mencari sumber bacaan yang lain setelah membaca di perpustakaan sekolah SMPN 5 kalau tidak ke perpustakaan umum untuk membaca ,saya  jalan jalan ke pameran buku, atau ke toko buku Palasari atau ke alun alun banyak yang jualan buku di kaki lima jaman Presiden Pa Suharto, dan banyak yang jualan buku dibelakang gedung merdeka menuju perpustakaan Jabar di situ.

Usia  SMA dan sekolah di MAN  1 waktu pulang sekolah itu jam 2 setelah sholat dhuhur sehingga sampai rumah sore jarang jalan jalan mencari sumber bacaan, cukup banyak membaca di perpustakaan Sekolah Tak pernah membeli buku selain buku pelajaran karena uang saku pas pasan untuk jajan saja untuk memenuhi agar tidak lapar dan haus .

Setelah Masuk perguruan tinggi negeri IAIN SGD sama sekali belum bisa membeli buku non buku Kuliah banyak.sekali literatur yang harus dibeli untuk menunjang belajar secara otodidak maupun untuk belajar secara kelompok untuk mengerjakan tugas kuliah dari Dosen kegiatan membaca ini hanyalah mempelajari ilmu ilmu profesional Tarbiyah PAI.

Setelah lulus sarjana sudah bekerja punya penghasilan Rupiah /Rp baru bisa ke pameran buku membeli buku sesuka hati, menambah wawasan, kadang mungkin hobi membeli buku, karena kadang buku masih banyak bersegel ketika ada pameran buku berkunjung lagi membeli lagi.Membeli buku sesuai dengan  daya tarik buku itu  dan takdir nya buku itu mungkin harus terbeli dan menurut Bu Aam Nurhasanah Penulis buku l, pendidik, NarSum dan sering jadi job Moderator belajar menulis di W.A G Pimpinan Om Jay. " Beliau berkata, Buku telah sampai kepada takdir pembacanya " Dan pada waktu itu bisa menyisihkan uang jajan atau penghasilan untuk membeli membuku di pameran .

Dari hoby membeli buku itu ternyata ada hikmah dan berkahnya. Disaat  saya ada permasalahan baik mengenai ujian hidup,  terkena penyakit, ada badai rumah tangga ternyata buku buku yang dibeli itu memberikan nasihat - nasihat positif untuk bersabar, bersyukur, mengajak mengagumi penciptaan alam semesta, menghibur,memberi solusi spritual, mengalihkan pikiran buruk kepada pikiran cari solusi, ilmu limu aqidah akhlaq dan ilmu  tentang kesehatan juga ada sehingga walaupun ada penyakit ada buku yang menemani, seolah berkata untuk tenang dan hadap dengan optimis serta berdoa dan bertawakal.

Ketika tiba tiba sakit jempol tangan  kanan dan oleh dokter umum di rujuk ke dokter spesialis syaraf sungguh pengalaman yang menegangkan.Diiperiksa kesehatan pada masa wabah Covid 19 dokter nya memakai pakaian APD (alat pelindung diri) mungkin engga nyaman dengan pakaian praktek seperti itu sehingga pemeriksaan kepada pasen terasa kurang ramah, tapi bersabar.Dokter.mulai memeriksa dengan bertanya tanya apa yang sakit tunjukan? Saya tunjukan jempol tangan kanan, apalagi kata saya.pegal pegal dari pangkal sampai kaki, apalagi sambil suara keras...aduh dalam hati berkata ini dokter galak...saya engga jawab untuk beberapa saat , bengong saja Lalu Dr.memijat punggung bagian walikat, aduh sakit saya teriak ..dan Dr berkata ini yang saya maksud., Sakit punggung...dalam hati mana saya sadar bahwa punggung saya sakit.Lalu setelah itu, dekat urat nadi tangan diketuk palu 3 kali ..saya teriak juga aduh sakit... refleks saya berucap astaghfirullahal adzim. Setelah itu dokter bertanya riwayat penyakit sebelumnya, pernah ada batu enpedu, lalu asam lambung, ada batu ginjal tapi cek terkhir sudah tiada ada batu ginjalnya walau tidak operasi. Setelah itu dr.menulis resep  4 macam obat menurutnya untuk diminum.ok.dan dilasih surat rujukan  untuk foto ronksen leher 3 kali dalam pikiran saya dan berkata dalam hati apa hubungan nya nyeri jempol tangan kanan, punggung kanan sakit dengan harus ronsen leher tiga kali...hmm belum bisa terjawab karena belum kontrol lagi ke dokter spesialis syaraf itu, sungguh agak tidak tenang, bingung, hawatir, dan agak sedih kembali dari dr.spesialis saraf itu, hanya dipendam dalam hati seraya banyak istighfar.

Datang ke rumah, beribadah  wajib dan Sunnah membaca Alquran, berdoa.Setelah itu ngorehan buku, pada tumbukan buku buku yang belum terbaca tuntas  atau lupa tentang isi buku itu, terpegang sebuah buku yang berjudul, "berdzikir untuk kesehatan saraf"  karya dr.Arman Yurisaldi Saleh, MS, Sps, penerbit zaman, cet.ke 3, Jakarta 2010, dari buku itu mengantarkan saya pada introspeksi tentang perjalanan hidup, serta hikmah dzikir yang ingin saya capai yaitu terlepas dari pengobatan dari Dokter spesialis syaraf.Dan yang menjadi support untuk berdoa lagi, dari kata yang saya ambil dari buku itu, Seluruh organ tubuh tidak akan berfungsi baik bila jaringan saraf mengalami kerusakan, Yaa Alloh semoga dengan dzikrulloh istighfar dan kalimah tahlil menjadi wasilah kesembuhan dan memperbaiki jaringan yang memang rusak karena dosa atau kekhilafan/kesalahan dalam cara hidup  sebagai seorang insan .













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengisi doa bersama jelang PSAJ

LOVE 1

Berkah jujur