Ajaran guru AA kyai

Pada masa remaja diawali semenjak usia 13 tahun.Dimana saya sendiri mengalami banyak perubahan baik pisik maupun psihis. Pisik atau organ tubuh  saya perempuan sudah baligh pada waktu itu. Dan keluarga mengajarkan kalau sudah baligh yang ditandai dengan haid apabila sudah haidl adalah mandi besar dengan cara cara cara tertentu bukan asal mandi atau seperti mandi biasa. 

Pada masa remaja sesekali diajak oleh sang kakak mengaji atau kajian istilah sekarang  di hari Minggu ke ulama Cilember yaitu kyai.h.Asep Saepudin namun sering dipanggil jamaah nya atau disebut muridnya adalah Aa dan terkenal AA Cilember. 

Mengaji nya bukan hanya ceramah ada juga tanya jawab.Sebelum berceramah jamaah atau murid muridnya membaca sholawat dan bertadarus Alquran.

Aa Cilember pada zaman saya remaja Sampa dewasa adalah mubaligh dan ulama yang sering diundang untuk ceramah bertausiyah ke berbagai daerah. pokoknya terkenal pada waktu tahun 80 an .

Pada kali pertama Kakak juga pernah mengajak acara tawashulan pada  hari sore Kamis dan bermalam Jumat di masjid Cilember yang ada AA pembimbingnya. Pada kali pertama itu saya diajak duduk beehadapan dengan AA itu pada malam seelah sholat isya dan wiridznya .

Ketika berhadapan itu saya duajak bersyahadat dihadapan AA lalu dicatat di bukunya. Dan beliau AA kyai itu mengatakan bahwa AA adalah guru dan  Neneng murid AA .Neneng  adalah nama panggilan keluarga dan lingkungan se RW sehari hari nama itu .

Saya Pada masa remaja itu ikrar antara guru dan murid tidak pernah dipikirkan mengenai keutamaannya atau hikmah nya apa.Menjadi murid saya sudah sadar harus taat dan patuh  mengikuti guru atau setidaknya mengamalkan apa yang diajarkan guru.

 Pertama kali secara langsung berhadapan tatap muka yang diajarkan oleh AA setelah membaca  syahadat itu adalah  harus wiridan atau dzikrulloh setiap hari dengan  membaca yaitu Asmaul Husna ..yaa Hadi yaa 'alim yaa khobir yaa Mubin yaa wali yaa Hamid yaa qowim yaa hafidz sebanyak 118 x  .sitylis AA kyai disecerik kertas dan diberokan ke saya tanpa melawan terus taat suka dibaca setiap hari . Sungguh gampang mengamalkannya.

Dan hari ini terasakan dan terpikirkan betapa banyak hikmahnya kalau wirid / wiridan  Asmaul Husna itu.

Saya nukil kalimat berikut ini dari kajian ustadz Nurul Dzikri Kebiasaan ulama pada jaman para sahabat Rosululloh SAW di jaman tabiin atau disebut ulama klasik adalah bukan sekedar ngaji belajat ngaji saja  tapi sekaligus diniatkan berguru.

Saya mmoikir memang  penting niat Berguru kepada  ulama atau ustadz pada ilmu agama yang menjadi dasar ilmu dalam beribadah kepada Alloh SWT.Karena segala ibadah apabila tidak dengan ilmu nya khawatir tidak Syah beramal Sholeh nya  atau nilai pahala nya tidak sama dengan yang punya ilmu .

Yang namanya berguru tentu saja harus kenal dengan gurunya dan gurunya kenal sama muridnya, dan jalinan spritualnya, silaturahmi nyambung  sampai akhir hayat 

Karena berguru sehingga apa yang diajarkannya yang inti selalu diamalkan dan itu banyak hikmah pada kehidupan . 

Yang kedua yang diajarkan AA kyai itu dan sekarang sudah  terbiasa mengamalkannya adalah ....ngantuk ...sebentar







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengisi doa bersama jelang PSAJ

LOVE 1

Berkah jujur