Sakit keras dari covid 19

 Ayah pulang dari  kantor Desa koordinasi dengan Panitia  lainnya untuk mengurus Pilkades . Kebetulan menjadi sekretaris nya pada pembentukan Panitia Pilkades. Sering juga dari kantor Kades membawa draf pekerjaan untuk ditik komputer.

Begitu sehari hari hampir sudah 10 hari plus mengurus masjid yang masih sedang membangun.Mengontrol bahan bahan bangunan, tukang , dan mengurus jenazah yang bukan covid 19.  Pekerjaan ke kantor Desa,dirumah mengetik, mengurus jenazah dan ke masjid.

Zaman wabah penyakit Corona covid 19 banyak yang meninggal karena terpapar covid 19 ada juga memang meninggal bukan karena covid  19 .

Saya dan keluarga juga terpapar covid 19. Mungkin awalnya ayah.Suatu hari malam hari setelah bada isya jelang tidur malam,badannya panas, menggigil saya meraba keningnya ...ya panas banget.saya kasih selimut .Saya kasih setelah gelas air hangat yang dicampur 6 tetes British Propolis. Tidak lama kemudian ayah tertidur dengan badan masih panas.Sering kali bangun sambil batuk- batuk. Semalam sampai dini hari terbangun Sampai 4 kali saya pun ikut serta terbangun dan memberikan obat parasetamol untuk penurun panas dan menghilangkan pusing.

Dua hari keadaan badan ayah tetap demam tinggi dan terganggu tidur karena seringnya batuk, sesekali minta dipijit saya pijitin dan tampak sholat pun tidak bisa berdiri.esok harinya yang ketiga pagir hari di bawa ke klinik BPJS. di kasih obat demam, dan batuknya.

Pulang dari dokter minum obat yang dikasih dokter, bisa tidur sebentar namun tampak gelisah seperti repot menahan rasa tidak enak badan, tampak lelah..dan batuk nya semakin sering.Obat dokter seperti tidak berpenghuni untuk bisa istirahat tertidur sekejap pun. Saya istri nya sama tidak bisa istirahat karena terganggu oleh suami yg gelisah.

2 hari obat dari dokter diminum sampai habis..namun tidak berpengaruh.Melihat kondisi tersebut ada teman ayah yang mengetahui sakitnya..diberikan pada jamau rempah rempah jahe meeah dan sereh untuk direbus dan di minum.Saya ikut sedra meminum anak anakpun sama meminum rebusan  rempah rempah itu. Seperti nya rempah rempah itu hanya menguatkan imun.

Ayah nya diantar ke apotek oleh putraku yang pertama untuk membeli obat secara manual Tanpa resep dokter karena demam tinggi masih, batuk batuknya belum sembuh, nyeri nyeri badan.Dan ayah biasanya cocok dengan resep manual dari apotek tersebut.

Pulang dari apotek putra pertama yang mengantar ayahnya, malam harinya demam tinggi..Dan putra pertama sebelum tidur mengatakan kayanya AA terpapar, saya menimpalinya ....semoga tidak semalaman saya memperhatikan tidurnya gelisah dan saya raba kening demam tinggi.Dan ayahnya sudah pinjam ke masjid termometer.Dicek suhunya memang 38.9..astaghfirullohal adzim. Semalam saya tidur disamping AA. Kontrol panasnya dan sesekali ke ayahnya yang sama juga masih demam tinggi.Namun agakntenang karena sudah ada obatnya.

Esok nya pagi, keadaan ayah agak mendingan dan ada keperluan keluar karena aa nya kondisi demam tinggi  jadi diantar oleh adenya .pulang antar ayah Ade bilang enggak enak badan dan pusing kepala . Saya suruh untuk istirahat di kamar dari siang sampai isya terus dikamar Ade biasanya aeawkali ke ruang depan.

Malam hari adenya demam tinggi.tinggi sekali lebih tinggi dari kakanya, nyampe 39.9 astaghfirullah pasen nambah ...ayah,  AA, Ade. Dan Ade karena panasnya lebih sangat lebih menghawatirkan namun Ade mau dikasih teh manis dicampur bawang putih sehingga bisa istirahat agak meski  demam  turun hanya komanya.Semalaman saya dekat disamping tidurnya Ade hanya sebentar melihat kondisi AA, ayahnya dan keduanya sudah dikasih obat tidak terlalu menganggu saya..

Keluarga selama seminggu mulai ayahnya, kakanya Ade ,sakit demam tinggi dan saya  mengurusnya...akhirnya saya Juga tumbang hari  berikutnya, saya demam tinggi juga .Dan sulit bangun sakit badan, betapa pusingnya dan  linu linu tulang.

Saya pun minum obat ibu profen penurun demam dan obat asam lambung  dikasih tetangga dan teman majelis taklim . Alhamdulillah turun demam hanya sesaat tidak lama selang hanya makan nasi 3 suap dan minum seteguk tidak lama demam tinggi lagi disertai agak flu dan sedikit batuk. Karena yang sakitnya sudah plus seisi rumah maka sekeluarga pula pergi ke klinik BPJS diantar mobil tetangga pada siang hari.Semuabya diperiksa dokter dan dikasih obat untuk selama 2 hari 

Selama minum obat 2 hari itu menunggu Sampai ke 3 hari masih tetap demam tiinggi, ada batuk, bersin bersin, linu tulang, tidak enak duduk, berdiri ataupun Mamin.

Hari ke 4 ke dokter lagi semuanya dan diantar oleh tetangga lain.Dan AA nya merasa tidak enak rasa dan penciuman hilang, katanya sehingga saya curiga covid.di klinik Hanya AA yang di swab.kalau Ade ditawarin swab tidak mau, ayah nya sama, bunda nya bukan engga mau karena di klinik penuh pasien, menunggu AA diswab Dengan hasilnya lama, ingin cepat pulang dan istirahat. AA setelah swab hasil positif .Saya dan semuanya mendapat obat dari dokter di klinik BPJS, obat batuk, demam, pilek serta anti biotik.

Pulangnya Karena semua nya sakit, walaupun AA positif masih pulang bareng ke rumah, dan saya bilang ke tetangga bahwa AA positif, dan terangga lapor ke Pa RT dan Pa RT yang keren  Langsung bertindak memanggil menghubungi pihak rumah sakit untuk ada petugas penanganan covid 19 kunjung ke rumah saya untuk tes swab ayah, Ade dan saya.

Bada isya petugas penanganan covid 19 itu datang untuk swab. Dan ternyata hasilnya sama saya,ayah Ade positif. 

Ketika siang hari sebelum berangkat ke dokter.saya memang mengakui perubahan penciuman yang aneh, ketika buang sampah ke tong sampah kenapa tidak tercium bau sampah, biasanya tercium.

Petugas penanganan covid setelah selesai men swab pulang , saya dan keluarga belum diberi  obat  penanganan covid 19 karena mungkin masih ada obat dari dokter klinik BPJS tadi.Namun sempat di tes juga kondisi keadaan oksigen tubuh. Ayahnya sangat kurang oksigen sehingga pada waktu itu pa RT mencari  oksigen dan ada warga yg memiliki oksigen, dipinjamkan kepada kami dan ayah di oksigen.saya dan anak anak tidak menggunakan oksigen.

Ketika petugas penanganan covid 19 mau pulang saya berdiri di depan pintu teras banyak tetangga berdiri di depan rumah, diluar pagar, memberikan support semangat terdebgar kata kata, Bun jangan banyak pikiran yang penting isoman lalu pikirkan untuk sehat , saya Jawah Iyah  InsyaaAlloh.

Setelah di swab, minum obat dari klinik, istirahat, namun sempat memberikan kabar ke semua grup dan keluarga besar bahwa saya sekeluarga postip covid 19 isoman mandiri di rumah, mohon do'nya.

Semalam setelah dinyatakan positif covid 19, ternyata batuk semakin sering, agak sesak karena ingus terasa memenuhi lubang hidung, badan dan kening  demam tinggi  terasa belum berubah, linu linu tulang pun masih . Saya sendiri sulit beranjak dari Tempat  tidur, semakin repot dengan batuk yang sangat aneh begitu setiap detiknya datang selama 3 hari berturut turut, saya lelah dengan batuk, sakit dada mungkin karena batuk, sesak kadang di oksigen bergantian dengan ayah, kadang juga tidur hidung tak lepas darai in haler bergantian dua lubang hidung.

Saya terasa tidak berdaya krena untuk sholat tidak bisa, badan bsrnajis setiap batuk pipis . saya chat w.a terangga ttg kondisi yang sangat berat terasa ingin dirumah sakit saja dengan maksud agar terkontrol oleh dokter.. .

Mungkin lapor juga sang tetangga ke pa RT. Hari ke tiga malam nya ada petugas penanganan covid 19 dan saya yang tidak berdaya itu dikasih obat yang banyak kurang lebih 10 tablet  dan saya meminumnya walaupun perut baru terisi bubur tiga suap minum seteguk karena mulut sudah terasa pahit.Sesudah minum obat tersebut perkiraan jam 8 saya tertidur sampai dini hari jam 2 . terasa sakit covid yang berat dan kritis 50 % hilang dada yg sakit hilang, batuk sedikit berkurang, namun tetap masih suka sesak, banyak dahak banyak ingus dan saya merasa eun neuk.sehingga asupan Mamin sangat kurang Perut sakit karena kosong, tapi tetap mamin masih sulit masuk mungkin teeganggu pencernaan, yang bisa masuk ke perut bubur dan sedikit minum air putih. Itupun ada sedikit mual.

Setelah malam itu diberi obat yang saya minum kurang lebih 10 tablet esok pagi sekitar waktu Dhuha jam 9 petugas penanganan covid 19 itu datang lagi, membawa inpus, saya diipus sampai habis satu labu begitupun ayah nya.

Setelah diinfus saya merasa masih pusing kepala masih sulit bangun dan bila bangun terasa mau jatuh, linu tulang masih ada, dan saya mengatakan, kepada petugas, kapan kondisi covid 19 ini berakhir, ketika apa seorang pasien covid 19 bisa meninggal...saya mendengar petugas itu mengatakan, ibu jangan pikirkan tentang mati Bu, pikirkan saja untuk bisa sehat sehat sehat...saya terdiam dan sedih ingin nangis karena kepala masih pening sangat pening.

Setelah kata kata terucap dari petugas seperti itu baru memberikan obat yang harus diminum mulai hari ini, dan obatnya sangat banyak mungkin untuk Sampai 10 hari obat batuk, vitamin d 2, obat anti virus.

Setelah petugas itu pulang, ada AA duduk dekat kasur, dan saya nangis didepannya jadi jadinya  nangis sambil pegang kening, ini aneh udah minum semalam 20 tablet, udah diinpus udah dioksigen ...masih pusing masih nyeri tulang makan minum engga bisa karena pahit...

Mungkin nangis nya saya terdengar oleh ayah di ruang depan, ayah masuk ke kamar dan memeriksa suhu dengan termometer ternyata suhu saya 38.9 . Dan saya bilang lagi aduh Gusti....jumlah obat 10 tablet tidak ada obat penurun panas astaghfirullah

..karena obat penurun demam habis sehingga harus menyuruh ke tetangga untuk membeli bye bye paper, karena malas minum obat lagi. Ternyata lama datang bye bye paper dan ingin cepat sembuh akhirnya minum  obat parasetamol  juga 1 tablet... Alhamdulillah setelah minum obat Paracetamol hilang demam tinggi, linu linu tulang pun hilang.Batuk masih ada hanya sudah  berkurang dan aneh tidak dikasih obat flu padahal sesak karena banyak ingus 

Tiga hari setelah minum obat itu, saya chat w.a petugas penanganan covid /perawat itu minta obat flu.

Datang lagi perawat itu memberi obat flu dan memberi  obat tambahan pada AA Ade dan ayah .

Setelah minum obat flu walau baru 1 tablet dan satu kali sudah terasa lega hidung,  terasa lenyap  ingus itu dan legalah hidung serta tidur pun tidak terasa sesak lagi.

Dipikir pikir kenapa obat obat itu tidak diberikan di awal hari ketika sudah dinyatakan positif. Seperti obat batuk, obat anti virus, vitamin dan obat flu.

Kan yang dikasih oleh dokter klinik BPJS itu obat biasa karena belum terdetek covid 19 .ah dasar  mungkin takdir  sudah harus mengalami rasa tidak berdaya, dan setengah hidup dan mati.

Saya kondisi yang mengalami parahnya virus covid 19  dan ayahnya juga tidak terlalu seperti saya.Apalagi anak saya walaupun covid 19 masih bisa makan 1 piring mettung jadi makanan yang dikirim tetangga tiap pagi siang dan sore ...tidak mubadxir karena anak anak mah tidak seperti ayah bunda nya hanya 3 suap itupun bubur selama seminggu , seminggu habis bubur semangkuk, Minggu ke tiga masih  bubur hanya habis 2 mangkuk sehari, Minggu ketiga bisa masuk Nasi namun keluar lagi kalau mau tidur termuntahkan.

Hari ke 22 baru bisa makan nasi dan lauknya berasa mantap banget.

Selama isoman banyak Mamin dijamin oleh tetangga, teman kerja , mti  dan saudara handai Tolan yang ikut serta empati simpati mensupport sehat Alhamdulillah dan juga plus  doa - doa nya jazakumulloh Khoiron katsiiroo 

Jazakumulloh Khoiron katsiiroo khususon pa RT, dan petugas penanganan covid 19 .

Terimakasih empati simpati yang indah 




















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengisi doa bersama jelang PSAJ

LOVE 1

Berkah jujur